Hai hujan.. apa kabar?
Lama juga kamu menghilang, mulai
awal September
aku sudah jarang melihat
titik-titik airmu. Senangkah kamu di sana?
Rindu? Tak perlu lagi kau ragu
betapa aku merindumu
Melebur tetes air mata bersamamu
Menari bersama dingin air dan
hembusan sang bayu
Kau tau?
Saat kau mengintari belahan bumi
yang lain, Tak hanya aku yang merindu,
sungai yang airnya tinggal
seujung kuku,
yang tak lagi kau sesaki dengan
air yang kau tumpahkan juga merindumu
juga tanah, yang tak lagi sepekat
dulu saat kau masih ada
Dan disini, daun-daun suka
tersipu malu
Ia memerah kemudian jatuh
kearahku
Perlahan, turun, menyesaki tanah
di bawah kakiku
Ah, itu selalu mengingatkanku
padamu
Hilangnya dirimu, memekarkan
pucuk pohon menjadi ungu
Dan jemuranku yang tak lagi
menunggu waktu lama untuk ku rengkuh
Tapi aku cukup merindu
Dag dig dug hatiku saat kau turunkan
tetes air itu
Tak jarang kusebal padamu hujan
Tapi kau selalu bisa membuatku
jatuh hati lagi
Mengingatmu, cukup memicu
senyumku
Hujan, kau tau..
Aku masih disini menunggumu hadir lagi
Dan aku tau, nantinya kau pun akan
pergi lagi dariku
Cepat kembali ya? Jangan buat aku
terus tersiksa dalam rindu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar