Senin, 18 November 2013

Alfin Muzayyin

Alfin Muzayyin, gadis manis yang ku temui siang itu di sebuah panti asuhan di tumpang, Malang. Ia tinggal bersama puluhan anak panti lainnya yang senasib. Wajah indah yang terbalut kerudung merah muda dengan senyum ceria yang menggambarkan bunga dihatinya saat rombongan ku datang, mengisi sedikit waktu bersama mereka, saling mengambil manfaat dalam acara 2 jam itu.


        Awal ku datang, ia duduk di tengah gerombolan anak panti seumurannya, aku langsung suka dengan wajah manisnya, diapun tersenyum sambil menganggukan kepalanya kepadaku. Tak lama, aku duduk dan berkenalan, gadis yang masih muda, masih 2 SMP dan sudah harus tinggal terpisah dari keluarganya. Siang itu aku diminta untuk mensurvey sebuah candi untuk lokasi outbond, dan kuminta dia menemaniku. Dari sanalah aku tahu bahwa ia dan kebanyakan anak yang tinggal di panti itu masih memiliki keluarga, entah nenek, tante bahkan ibu. Dari ceritanya, aku tau ada rindu yang tak terluapkan, ada air mata yang tertahan.
        Bermain games, membuat prakarya dari sedotan, berbagi hadiah kecil dengan mereka dan diakhiri dengan jalan-jalan ke sebuah kolam pemancingan yang jaraknya cukup jauh dari panti. Sepanjang perjalanan itulah aku mengenal adikku itu lebih jauh. Sepanjang jalan itu kulingkarkan tanganku dilehernya, dan ia genggam tanganku. Ia ceritakan tentang ibunya dengan terbata. Ia masih punya ibu yang aku tak kuasa untuk tau ceritanya saat melihat embun di pelupuk matanya. Kata-kata yang selalu kuingat “aku kangen ibuk mbak” “Makasih ya mbak, dan kakak-kakak semua, sudah membuatku tersenyum hari ini” huaaaaa nyeeesss banget. Kusempatkan untuk mengambil beberapa gambar bersamanya.
        Waktu pulang itu, hal yang paling berat yang kurasa. Menahan setiap luapan emosi yang menyeruak. Ia menghindariku, aku tau ia tak ingin menumpahkan tangis siang itu. Aku mengundurkan diri dari sana, banyak yang meminta minggu depan untuk kami kembali. Dia masih menjauh dariku, aku merengkuhnya ke dalam pelukku, kukatakan agar jangan lagi ada kesedihan diharinya, aku akan kembali lagi adik manis, nanti kubawa rekanku yang lain. Dalam hatiku, detik itu, andai aku bisa membawamu bersamaku menjadi bagian keluargaku, kan kubuat kau tersenyum dan melupakan semua penat yang kau simpan selama ini.

        Pelajaran berharga yang kudapat hari itu adalah, betapa berartinya sebuah perhatian, walaupun itu sangat kecil, hanya dengan senyum saja, kau takkan menduga apa efek yang bisa dihasilkan dari itu. Bersyukurlah kalau kau masih dalam sebuah keluarga yang lengkap dan utuh. Ciptakan Quality Time dengan keluargamu selagi kau mampu, entah jalan-jalan atau bercengkrama di ruang keluarga. Semua indah saat kau  mau membagi sedikit pikiran dan perhatian untuk yang tercinta.


2 komentar: