Rabu, 29 Oktober 2014

Pesan Untuk Angin (II)

Hai angin apa kabar? Entah berapa lama setelah terakhir kali kita bermain bersama
Iya,saat kau jatuh cinta, kau yang sedang bahagia, berlari dari selatan ke utara,
Memainkan rok ku, dan buat ku tertawa
Aku masih duduk disini, sama seperti waktu itu
dan seringkali tak tau kalau kau sudah hadir atau belum.
Terserahlah, kau lebih sering terdiam tak menunjukkan indicator kehadiran
Daripada sekedar menggelombangkan rok ku,
atau mengoyak pucuk daun untukku tau kau hadir
Mencintamu selayak di tengah hamparan tanah tak berbatas
Dan aku, tak pernah bisa menangkapmu, hanya melihatmu berlalu
Kau Menari, terbang, bergumul dengan awan putih
Dan aku, tak pernah bisa menangkapmu, hanya melihatmu berlalu

Mungkin saat ini, aku disini, dan kau juga disini
Namun dari hembusanmu terasa, aku mengerti
Bukan denganku kau bisa tertawa, menari, berlari, terbang
Bukan denganku kau bisa menjadi angin
Benar kah?
Ah, sudahlah, kau tak akan mau mengangguk,
dan aku seringkali tak memahami anggukanmu
Biar aku tetap duduk disini, merasamu dengan anganku
Mengkonversi tandamu dengan firasatku,
Biar waktu yang memaksaku untuk tak lagi duduk disini
Tunggu saja, sampai batu ini tak lagi kuat menopangku

Dan  semua kembali semula, sebelum aku duduk disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar